Masa remaja merupakan masa yang bergairah dan penuh semangat.
Pada usia ini boleh dikatakan bahwa energi yang dimiliki seakan tidak kunjung
padam.
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan sehubungan dengan minat anak, sebelum memutuskan anak perlu
diberikan les tambahan apa. Untuk itu para orangtua diharapkan mengerti dan memahami kondisi dan semangat anaknya untuk mengarahkan dan memberikan bimbingan serta pendampingan terkait hal yang disukai dan dianggap menjadi penting bagi dirinya, karena setiap individu diberikan potensi yang berbeda-beda
1. Suka Puzzle
Menandakan anak tipe kinestetik. Anak
belajar sambil mengerjakan sesuatu. Tipe yang praktis dan imajinatif,
menggunakan visualisasi mental untuk mengingat sesuatu.
Berikanlah les yang bersifat desain,
merakit sesuatu, tebak kata untuk mengasah kreativitas dan rasa percaya
dirinya.· Untuk menyeimbangkan, berikan juga les yang lain seperti menyanyi dan
drama agar kemampuan auditorinya juga ikut berkembang. Perkuat kemampuan visual
dengan les menggambar.
2. Suka bergaya bak peragawati dan
senang menjadi pusat perhatian
Tipe anak yang berani dan sangat
percaya diri untuk tampil di depan umum.
Berikanlah les drama, tari atau vokal
atau memainkan alat musik.
3. Suka mengutak-atik dan membuat
pekerjaan tangan
Tipe seniman yang kreatif dan ahli
dengan tangannya. Berikan les menggambar, melukis, membuat tembikar (clay), fotografi,
memasak atau menjahit. Sebagai penyeimbang, berikan juga kelas drama, paduan
suara atau kegiatan lainnya yang memberikan kesempatan bagi anak untuk
bersosialisasi.
4. Suka olah raga
Tipe anak yang enerjik dan periang.
Mencari stimulasi melalui kegiatan fisik dan biasanya tipe anak ekstrovert. Ajak
anak ikut dalam klub sepak bola, basket atau olah raga lain yang diminatinya.
5. Pemalu
Anak pemalu biasanya kurang percaya
diri jadi hal pertama yang dilakukan adalah mengajarkan kemampuan verbalnya
agar anak lebih mudah untuk mengekspresikan apa yang diinginkan. Setelah itu
masukkan ke kelas-kelas yang anggotanya tidak terlalu banyak agar anak belajar
untuk beradaptasi.
6. Suka main game dan terpaku pada gadget
Menunjukkan anak yang pasif dan tidak
tertarik untuk mengeksplorasi lingkungan. Bermain game tidak selalu
buruk, karena bisa membantu anak untuk fokus dan melatih koordinasi tangan dan
mata, melatih strategi dan perencanaan (bagaimana untuk menang dan mendapatkan
skor tinggi).
Masukkan anak ke klub permainan atau
olah raga yang membutuhkan kerja sama tim untuk melatih kemampuan
sosialisasinya bagaimana harus tenggang rasa, menekan ego, dan berbagi.
7. Suka Membaca
Anak yang suka membaca biasanya tipe introvert, tertutup dan tidak banyak bicara. Lebih
suka sendiri dan tidak mau diganggu. Masukkan anak ke kelas bahasa, kelompok
pencinta buku, mendongeng (storytelling classes) atau menjadi anggota dari klub buku.
Untuk mengimbangi, daftarkan anak
ikut kegiatan olah raga atau drama yang memberikan kesempatan baginya bertemu
dan bermain dengan teman sebaya.
8. Suka Mengikuti Gerakan Tarian
Anak memiliki kemampuan koordinasi
gerakan yang baik. Masukkan anak ke kelas menari dan musik untuk melatih
kemampuannya mengontrol gerakan dengan tempo yang tepat.
9. Suka Bernyanyi
Sensitif dengan suara dan memiliki
kemampuan apresiasi yang baik terhadap musik dan nyanyian. Masukkan anak ke
kelas vocal atau belajar
memainkan alat musik yang diminati untuk melatih kemampuannya menyelaraskan
tempo dan irama.
Anak-anak seperti ini cenderung
memiliki perasaan yang lebih sensitif karena unsur emosinya kuat. Sebagai
penyeimbang, berikan juga kegiatan yang mengembangkan kemampuan logika seperti
les matematika, sempoa, sains atau berlatih puzzle.
10. Tidak Bisa Diam – Aktif
Cepat bosan, tidak sabar dan selalu
butuh stimulasi konstan untuk menarik perhatiannya. Anak tipe aktif memiliki
banyak enerji dan baik disalurkan dengan mengikuti kegiatan fisik seperti
berenang, sepak bola, bersepeda, berlari, dan lain sebagainya.
Ajak anak untuk belajar sambil
bermain karena mereka tidak akan betah diminta untuk duduk manis dan diam
membaca. Anak diberi waktu untuk membaca dan nantinya diminta untuk
menceritakan kembali apa isi bacaannya.
Bermain game di komputer atau gadget lain juga dapat membantu anak belajar
konsentrasi untuk menyelaraskan koordinasi tangan dan matanya.
Jika kita mengenal bakat dan minat anak, les tambahan atau kegiatan yang
mendukung, hasilnya akan menjadi jauh lebih efektif daripada anak diberikan les
tambahan yang (sebenarnya) merupakan
obsesi orang tua semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar